Nama : Yahya Masykur Nurhamdi
Kelas : XII MIPA C
Pendidikan Tidak Merata
Tidak
meratanya pendidikan mengakibatkan kualitas masyarakat Indonesia tertinggal
dibandingkan dengan negara lain. Padahal pendidikan merupakan faktor utama
dalam membangun karakter bangsa dan faktor untuk menggerakkan perekonomian
suatu bangsa.
Akses
pendidikan di Indonesia masih perlu mendapat perhatian, lebih dari 1.5 juta
anak tiap tahun tidak dapat melanjutkan sekolah. Sementara itu, dari sisi
kualitas guru dan komitmen mengajar terdapat lebih dari 54% guru memiliki
standar kualifikasi yang perlu ditingkatkan dan 13,19% bangunan sekolah dalam
kondisi perlu diperbaiki. Selain itu, masih banyak pula sekolah yang tidak
memiliki perlengkapan buku yang cukup. Perbedaan lainnya, sekolah di kota
terdapat ruang multimedia yang dilengkapi WIFI, pustaka digital, ruang
laboratoriun, dan sebagainya. Sedangkan sekolah di pelosok hanya memakai sarana
yang jauh ketinggalan, yaitu sarana alam.
Contoh
lain, tidak meratanya pendidikan terlihat jelas dari kasta dalam pendidikan.
Sekolah unggul hanya diperuntukkan bagi kalangan ekonomi kelas menengah ke
atas, karena biaya yang mahal tidak mampu dijangkau oleh masyarakat miskin.
Hingga terciptalah sekolah bergengsi tinggi dan sekolah biasa.
Kasus di atas merupakan
pelanggaran hak warga negara dalam hal pemberian fasilitas pendidikan. Hal itu
dapat terjadi karena
1.
Kurangnya
perhatian pemerintah terhadap pendidikan.
2.
Pelatihan
guru hanya diperuntukkan bagi mereka yang sudah PNS, padahal di Indonesia lebih
banyak guru honorer ketimbang guru PNS
3.
Pendistribusian
buku pelajaran yang masih kurang
4.
Kurangnya
pengawasan dari pemerintah terhadap pungutan liar yang dilakukan sekolah
5.
APBN
memiliki defisit yang besar sehingga kurang mampu untuk membantu pemerataan
fasilitas sekolah
6.
Kurangnya
sosialisasi mengenai kurikulum pembelajaran untuk sekolah
Upaya yang dapat
dilakukan agar mencegah berlanjutnya pelanggaran hak warga negara dalam hal
fasilitas pendidikan adalah.
1.
Mempertegas
peran lembaga pendidikan
2.
Meningkatkan
profesionalisme tenaga pengajar
3.
Mendistribusikan
buku pelajaran secara lebih luas
4.
Tidak
hanya mengajak sekolah unggul untuk ikut ajang perlombaan akademik dan non
akademik
5.
Memperjelas
kurikulum pembelajaran
6.
Mengutamakan
perbaikan dan penambahan sarana bagi sekolah yang belum lengkap
Tidak ada komentar:
Posting Komentar